The Astronaut, Inklusivitas dalam video Klip

 Seperti tulisan yang lalu , kali ini saya akan membahas hal menarik lainnya dalam musik video The Astronout milik Jin BTS.



Musik video milik BTS sering kali memiliki beberapa elemen unik yang hanya bisa dipahami oleh Army, sebutlah musik video "We are Bulletproof: the Eternal" yang berupa animasi dan berisi secara ringkas hampir semua musik video yang telah diproduksi oleh BTS, atau yang terbaru "Yet To Come", yang berlatar gurun pasir dan penuh dengan pernak-pernik yang mengingatkan akan lagu-lagu lawas BTS.

Pun demkian dengan musik video The Astronaut kali ini, satu yang menonjol dalam musik video ini adalah penggunaan huruf Braille yang secara halus diselipkan dalam adegan atau properti di musik video ini.

Secara garis besar, video ini bercerita tentang Seokjin, seorang pengembara/ penjelajah angkasa (Wotteo) yang terdampar di Bumi karena pesawat ruang angkasanya rusak. 


Sementara menunggu pesawatnya diperbaiki, Wotteo ditampung oleh keluarga bumi yang memiliki seorang Putri. Army berpendapat bahwa usia anak itu 9 tahun, sama seperti dengan usia Army yang baru berulang tahun ke sembilan tahun 2022 ini.



 Di keluarga ini, Wotteo banyak berinteraksi dengan anak perempuan ini, mulai menemani bermain sampai mengajarinya naik sepeda. Namun, selama interaksi antara keduanya, Wotteo lebih sering berwajah datar. Tanpa tersenyum.


Sampai suatu ketika, saat melihat televisi, Wotteo melhat berita yang menayangkan tentang adanya cahaya aneh yang terus-menerus menyorot ke suatu tempat. 



Wotteo menyadari, itulah sinyalnya, dia harus meninggalkan bumi dan kembali menjelajah angkasa karena pesawatnya sudah pulih. Berpamitan pada gadis kecil tersebut, Wotteo memberikan helm miliknya dan bergegas menghampiri lokasi pesawatnya. Benar saja, pesawatnya telah pulih, dan siap untuk dikendarai.

Namun, bukannya naik pesawat dan menjelajah angkasa, Wotteo memutuskan untuk kembali ke rumah keluarga kecl itu. Karena dia  merasa di sanalah keluarganya, meski mereka berbeda.


Lalu dimana letak inklusivitas musik video ini?

Berbeda dengan musik video "Permission to Dance", yang terang-terangan menggunakan bahasa isyarat dalam koreografinya, The Astronout menyisipkan Huruf Braille dengan super halus dan nyaris tak terdeteksi.

Huruf Braille sendiri menurut wikipedia adalah sejenis sistem tulisan sentuh yang digunakan oleh tunanetra. Sistem ini diciptakan oleh orang Prancis bernama Louis Braille yang mengalami buta saat berusia 5 tahun. Lebih lengkapnya bisa dibaca di sini.


Huruf Braille yang pertama kali tertangkap adalah, tato di leher Wotteo yang terbaca sebagai ARMY



Berikutnya terdapat pada adegan berikut :




Perhatikan kotak hitam dalam teka-teki silang yang diisi oleh Wotteo,


Terlihat membentuk pola tertentu bukan?

Pola ini diidentifikasi sebagai huruf Braille. Bisakah kalian membacanya? Gunakan kunci berkut untuk memecahkannya.




Bisa?

Jika jeli akan terbaca FOR ARMY di dalamnya




Penggunaan braille untuk menegaskan bahwa lagu ini diperuntukkan untuk Army, semakin menunjukkan hubungan yang dekat antara fans dan idolnya. Bahwa Seokjin dalam proses pembuatan lagu ini, mulai dari ide dasarnya sampai pada pembuatan musik videonya serta promosinya selalu berpikir tentang Army.

Army yang terdiri dari beragam ras, suku, usia, bahkan kekhususan yang mereka miliki. Bukan rahasia lagi, semenjak rilisnya "Permision to Dance" yang menggunakan bahasa isyarat di dalamnya, BTS semakin menegaskan bahwa musiknya bisa dinikmati oleh siapa saja. Tak terkecuali oleh teman-teman dengan kebutuhan khusus.

Hal ini diulang kembali oleh Kim Seokjin dalam lagunya The Astronaut. Debut solo pertamanya, yang juga merupakan lagu pamitan untuk sementaranya pada Army.

The Astronaut is here not to say good bye, but to say See You!



Komentar

Postingan Populer